Enam Ketrampilan untuk Menjadi Istri Diplomat

Delapan pekan belajar Research di Charles Darwin University cukuplah sebagai pembuktian bahwa tulisan yang aku buat ini memiliki landasan ilmu. Untuk kesempatan kali ini metode yang aku pakai adalah perpaduan antara quantitative dan qualitative study atau istilahnya mix-methodology. Dengan sample satu tokoh utama yang meminta untuk dirahasiakan namanya yang berprofesi sebagai istri acting consule untuk wilayah Darwin.

Mungkin di antara kalian banyak yang mengidam-idamkan kelak bisa mendapatkan suami seorang diplomat. Alasan utama biasanya agar bisa keliling dunia. Nah, ternyata tidak semudah itu untuk menjadi istri diplomat. Selain faktor jodoh di tangan Allah, nyatanya untuk menjadi pendamping hidup (istri) diplomat itu membutuhkan ketrampilan-ketrampilan khusus yang harus dilatih sejak dini, lebih baik lagi jika memang orangtua kalian telah mendidik kalian khusus untuk menjadi istri diplomat. Di bawah ini akan dijabarkan 10 hal yang patut dimiliki untuk menjadi istri diplomat.

1. Public speaking and communication efective skill.

Ini jelas penting, walaupun hanya suami yang berstatus diplomat which is    memang harus pintar berdiplomasi, namun ketrampilan bicara wajib juga dimiliki sang istri. Oleh karenanya, biarpun tidak mengikuti sekolah kedinasan luar negeri (sekdilu), atau tidak kuliah di jurusan hubungan internasional, kalian juga harus pandai-pandai berbicara. Minimal harus tau tata krama dalam percakapan dengan berbagai pihak, baik dari kalangan masyarakat umum maupun dengan petinggi-petinggi negara. Ingat yang akan kalian hadapi bukan hanya para pejabat melainkan juga masyarakat Indonesia yang tinggal di negara tersebut, bisa jadi mereka hanya tenaga kerja atau bahkan tahanan detention.

2. Senyum yang manis dan Bebas Bau Mulut

Nah, ketrampilan kedua ini bisa jadi pelengkap ketrampilan pertama. Pastikan kalian tidak habis mengunyah makanan yang bisa menimbulkan bau menyengat, durian, petai, atau jengkol misalnya. Bagusnya jika kalian memang seseorang yang tidak menyukai ketiga makanan tersebut. Jeleknya kalau ternyata kalian penggemar berat jengkol. Usahakan sedikit demi sedikit menjauhi diri dari makanan tersebut.

Selain itu, senyum yang menawan, tidak perlulah senyum lima senti itu, cukup tarik garis bibir ke samping dan pastikan ini hadir dari hati yang paling dalam. Bagaimanapun, senyum adalah sedekah bukan? sayang sekali jika melakukannya dengan terpaksa.

3. Menguasai beberapa bahasa asing

Toefl ITP harus dipastikan lebih dari angka 500. Lebih baik lagi jika sekalian ikut test IELTS dan mendapat hasil minimal 7 di setiap aspek. Yah,kalau kedua itu dirasa berat minimal kalian punya pocket book daily conversation. Biasanya, buku-buku saku itu dijual per keperluan, misal English conversation for bussiness, for tourism, etc, jangan hanya beli English conversation for shopping aja, walau itu juga penting sih untuk tawar menawar.

Selain bahasa Inggris, kalian juga harus bisa menguasai bahasa yang digunakan di negara suami kalian ditempatkan, misal Jerman, Spanyol, Arab, Perancis, Jepang, Korea, dan sebagainya. Untuk ini akan saya bantu beberapa percakapan awal dalam berbagai bahasa:

Arab : Kaifa halak? khair, barakallahu fik

Chinese : ni hao ma? wo hen hao

Dutch: hoe gaat het met u? Goed, dank je. En met jou?

French:Ca va? comment ca va? ca va bien, merci

German: wie gehts? mir geht es gut, danke

italian: come sta? Bene grazie, e lei?

japanese : o genki desu ka? hai, genki desu, anata wa?

korean: an nyeong ha siut seum ni ka? jaljinaeyo

 

4. Berbusana rapi dan rajin merawat tubuh

Jadi istri diplomat tidak harus cantik, selain karena bentuk fisik sudah ciptaan Allah sejak kita lahir jadi tidak perlulah pergi ke surgeon untuk memajukan hidung yang sudah cenderung ke dalam, atau menambahkan kelopak mata jika matanya hanya segaris.

Cukup hanya pandai merawat tubuh, terlebih jika kalian ditempatkan di daerah seperti Darwin. Di darwin jelas tidak ada Aniefa salon, Moz5, dian kencana, atau griya inan. Hal ini sangat mengganggu bagi kalian calon istri diplomat yang telah berazzam untuk menutup rapi kepala dengan hijab.Oleh karena itu, kalian harus punya perlengkapan facial, menidure pedicure, creambath, bahkan spa sendiri. Untuk bagian massage atau lulur bolehlah kalian punya asisten pribadi yang bisa memijat kalian ketika lelah dan penat menyapa. Bayangkan saja kewajiban mendampingi suami ke setiap event pastinya membuat badan letih.

Nah, untuk kalian yang terbiasa kuliah hanya bermodalkan mandi koboy atau mandi bebek dan berpakaian seadanya tanpa memperhatikan event, segeralah berbenah diri. Kalau tidak, kesempatan untuk menjadi istri diplomat akan sulit menghampiri kalian.

5. Jago Masak

Setiap istri memang selayaknya harus pandai membuat penganan, apalagi masakan yang disukai suami. Bedanya, kalau kalian ingin suami kalian itu diplomat maka kalian harus berkali-kali lipat jagonya dibanding istri profesi lain. fakta, istri konsulat darwin (ibunda tokoh utama di artikel ini), menunjukkan betapa pentingnya pandai memasak bagi istri diplomat. Bayangkan saja jika hari raya tiba, seperti akhir agustus lalu. Open house dilaksanakan di rumah dinas Bapak Acting Consule ini, terhitung ribuan warga Indonesia tinggal di Darwin, jika setengahnya saja mengunjungi rumah beliau maka harus berapa kali si ibu itu masak. Iya, memang ada khadimat yang membantu, tapi tetap saja urusan dapur harus sang istri yang handle.

Makanan yang dimasak pun tidak sembarangan, bukan makanan biasa yang mudah cara pembuatannya, melainkan harus berasal dari daerah asal sang ibu atau suami. Contoh, si Ibu dan Bapak kebetulan berasal dari daerah yang sama, Palembang, maka tekwan, pempek dan satu kue khas Palembang yang katanya hanya terbuat dari telur dan susu tanpa terigu serta harus dimasak 8 jam lamanya harus tersaji indah di meja makan. Belum lagi kue-kue kering khas lebaran yang pastinya buat sendiri karena tidak ada yang jual di pasaran. Bukan itu saja, karena s Bapak numpang lahir di Jakarta, maka makanan khas Jakarta pun harus ada. Terbayangkan keriweuhannya…? kita misalkan jika kalian orang asli jakarta, maka cukuplah sajikan soto betawi atau ketupat laksa, dan suami kalian orang sunda, buatlah asinan dan beberapa lauk nasi yang gurih rasanya.

Yang repot kalau begini kasusnya : kalian keturunan pejabat (peranakan jawa batak), namun lahir di Jakarta, dan suami kalian orang China Palembang, tapi lahir di garut. Jadilah semalaman gak tidur membolak-balikkan adonan dodol, memulung bahan pempek dan tekwan, meracik bumbu laksa, mengisi daun ketupat, dan membuat kue keranjang atau kue bulan.

 

6. Pandai menari poco-poco

yak, ketrampilan terakhir ini baru saja saya temukan setelah menghadiri Banyuwangi Culture Day yang diadakan di Basketball hall CDU. Tersebutlah, bintang tamu yang dihadirkan dari Jakarta, pelantun tembang di Kuta Bali dan KKEB, Andre Hehanusa, mengajak khalayak pengunjung untuk menari poco-poco, namun karena dasarnya memang hanya sedikit yang hadir dan sifat khas warga Indonesia, pemalu, maka tidak satupun yang beranjak untuk menari. Tidak tahan dengan kondisi tersebut mungkin, si Ibu Acting Konsule mengajak suaminya untuk menari poco-poco. Ternyata memang di Sekdilu pun diajarkan beberapa tarian seperti tango, dan salsa, tapi kalo poco-poco???? masih mau jadi istri diplomat? berlatihlah poco-poco jangan sampai dikalahkan oleh bule (kejadian lho, bule lbh jago poco-poconya).

 

Sekian 6 hal yang harus dimiliki untuk menjadi istri diplomat. Dari semua itu, satu hal yang penting sebenarnya, ketrampilan untuk menjadi istri shalihah. Masih mau jadi istri diplomat? 😀

 

 


 

Ça va? Comment ça va?
Comment allez-vous?

3 thoughts on “Enam Ketrampilan untuk Menjadi Istri Diplomat

  1. komentar pertama: hahahahahah… wkwkwkwkwkwk… sumpah kepikiran banget kamu di posting beginian.. tapi bermanfaat kok ^^

    komentar kedua: ini sekedar info atau curahan hati atau rencana masa depan Di? 😉 😉 😉

  2. sangat menginspirasi mbak, tiap baca per paragrafnya sambil senyum-senyum 😀
    sangat setuju buat kalimat terakhirnya, hal yang paling penting adalah keterampilan untuk menjadi istri sholihah 🙂

Leave a comment